Selasa, 23 Desember 2008

KOMITMEN DAN KONSISTENSI DALAM MEMBANGUN UNESTIL

By: Toze Cunha

Setelah mengalami beberapa kali penundaan, pemilihan ketua União Dos Estùdantes De Timor Lestè (UNESTIL) pun dilakukan pada tanggal 21 Desember 2008. Dalam pemilihan yang diikuti sekitar 246 mahasiswa ini, akhirnya berhasil memilih ketua UNESTIL yang baru. Saudara Eliud De Jesús untuk periode 2008-2009. Eliud adalah mahasiswa teknik pertambangan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS), yang saat ini tinggal di wilayah Klampis. Terpilihnya ketua UNESTIL yang baru ini, diharapkan mampu membawa perbaikan yang signifikan bagi perkembangan organisasi secara menyeluruh.

Sebagai organisasi kemahasiswaan, UNESTIL hadir dengan tujuan untuk tetap memperkuat persatuan diantara sesama mahasiswa Timor Leste, terutama yang saat ini tinggal dan melanjutkan kuliah mereka di Surabaya. Sejauh ini, UNESTIL telah memainkan perannya dengan baik. Meski harus diakui juga, masih ada sangat banyak kelemahan dan kekurangan yang harus diperbaiki atau pun diubah. Saat ini, sudah memasuki tahun ke 5 eksistensi UNESTIL. Tidak mudah memang, untuk tetap mempertahankan organisasi ini, di tengah kondisi serba kekurangan yang harus dialami oleh mahasiswa-mahasiswa Timor Leste yang ada di Surabaya. Namun, dengan tekad dan keinginan yang kuat, organisasi tetap bertahan, meskipun tidak bisa dikatakan telah mengalami perkembangan yang berarti.

Melihat perkembangan UNESTIL sejauh ini, tentu sangat mengkhawatirkan. Organisasi ini berjalan tanpa arah yang jelas. Estatuta (AD/ART) yang seharusnya menjadi pegangan atau kekuatan bagi setiap aktivitas UNESTIL, tidak berfungsi sama sekali. Tidak ada motivasi yang kuat dari semua elemen anggota untuk terlibat dan membangun organisasi ini menjadi lebih baik. Kesadaran untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan berorganisasi setiap anggota masih sangat lemah. Akibatnya, beban kerja yang harus dipikul oleh mereka yang duduk di dalam struktur organisasi menjadi lebih berat. Jika sudah demikian, maka program-program yang telah diagendakan pun tidak berjalan.


Program Kerja Tidak Realistis

Pemilihan di hari Sabtu, tanggal 21 Desember 2008, kembali memberikan sedikit harapan, bahwa organisasi ini bisa berkembang lebih baik lagi. Mendengarkan program kerja para calon ketua, dan keinginan-keinginan untuk memperbaiki organisasi ini, rasanya kok sangat berlebihan dan tidak realistis. Misalnya, janji ketua terpilih untuk membeli parabola dengan tujuan untuk memudahkan akses informasi yang berhubungan dengan Timor Leste. Itu tentu sesuatu yang baik dan patut dihargai, namun menurut saya itu tidak realistis. Bukan karena kita tidak mampu membelinya, tapi lebih pada realitas kondisi geografis yang tidak memungkinkan, di mana kebanyakan anggota tinggal saling berjauhan. Program lainnya, yang menurut saya agak sulit untuk di realisasikan adalah membuka kursus bahasa Portugis. Bukan tidak mungkin, tapi rasanya kok sulit. Pertanyaannya, jika program itu dapat direalisasikan, siapakah yang akan membayar tenaga pendidiknya? Dari mana biaya yang di gunakan untuk membayar tenaga pendidiknya maupun untuk membayar tempat kursusnya? Apalagi jabatan ketua UNESTIL hanya satu tahun. Tentu sulit.

Membuat sebuah program kerja adalah hak setiap ketua. Tapi hendaknya program-program kerja itu, disesuaikan dengan kondisi realitas yang dihadapi oleh kita semua, sebagai mahasiswa dalam kehidupan kita sehari-hari. Saya rasa, program yang paling realistis dan sesuai dengan kondisi anggota sebagai mahasiswa adalah membentuk sebuah forum diskusi. Forum diskusi adalah program yang menurut saya jika mampu direalisasikan akan memberikan danpak positif yang signifikan terhadap eksisitensi organisasi ini.

Namun seperti pada tahun-tahun sebelumnya, masih tetap muncul pertanyaan besar dalam benak saya. Mampukah ketua terpilih mengubah image UNESTIL, serta mengugah para anggotanya untuk terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan UNESTIL yang bersifat ke-ilmu-an. Ini adalah pekerjaan yang berat, sekaligus merupakan tantangan bagi ketua terpilih untuk mewujudkannya.

Sebagai sebuah organisasi, di mana seluruh anggotanya adalah mahasiswa, tentu membentuk forum diskusi atau pun melakukan kegiatan-kegiatan yang berbau keilmiahan itu lebih masuk akan dan sangat penting. Memang, kegiatan-kegiatan semacam ini sudah pernah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, namun intensitasnya sangat kecil. Selain itu, tidak ada konsistensi dan kontinuitas dalam menjalankannya.


Mengubah Mindset

Sejauh pengamatan saya selama ini, keterlibatan mahasiswa-mahasiswa Timor Leste di kegiatan-kegiatan keorganisasian sangat rendah. Terutama kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang ada di kampus masing-masing anggota. Ada kurang lebih 400 mahasiswa Timor Leste yang saat ini kuliah di hampir semua kampus baik Negeri maupun Swasta yang ada di Surabaya. Dari sekian banyak tersebut, yang menganggap bahwa aktif dalam kegiatan-kegiatan keorganisasian itu penting, tidak sampai se per tiganya. Memang dengan mengikuti atau aktif dalam suatu kegiatan UNESTIL, tidak serta merta akan menjustifikasi bahwa kita lebih hebat, lebih pintar, atau lebih baik dari mereka yang tidak mengikuti atau terlibat dalam organisasi. Tapi, setidaknya di dalam berorganisasi, kita akan melalui suatu proses pembelajaran, tentang bagaimana hidup bersosialisasi dan berperilaku dengan orang lain.

Fokus kepada aktivitas perkuliahan memang jauh lebih penting. Karena memang, itulah tujuan utama dari semua mahasiswa yang hidup merantau. Tapi, pengalaman yang selama ini kita lihat dan telah dialami oleh banyak orang membuktikan bahwa, tanpa pengalaman berorganisasi, pribadi yang bersangkutan sangat sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan yang sebenarnya. Oleh karena itu, mindset yang mengatakan, bahwa organisasi itu tidak penting harus diubah. Ada banyak jalan menuju Roma. Ada banyak cara untuk mengapai kesuskesan di hari depan. Dan organisasi merupakan salah satu jalan dan cara yang tepat untuk kita belajar bagaimana mengapai kesuksesan itu.

Saya percaya, UNESTIL akan berkembang menjadi lebih baik, jika setiap anggota telah menanamkan dalam diri mereka masing-masing bahwa, terlibat dalam organisasi itu sangat penting dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi perkembangan diri pribadi. Di kampus, kita melatih dan mengasah kemampuan intelektualitas kita. Di organisasi, kita melatih dan mengasah kemampuan berorganisasi, tentang etika pergaulan. Dengan pengalaman yang kita miliki dalam berirganisasi, saya percaya akan memudahkan kita semua untuk beradaptasi ketika kita akan dan telah memasuki dunia kerja.


Komitmen

UNESTIL hanya akan bisa berkembang dengan baik, jika semua elemen yang terlibat di dalamnya mulai dari para senior sampai pada junior, memiliki komitmen yang sama untuk menjalankannya. Memang UNESTIL masih harus banyak belajar dan berbenah. Untuk mencapai sebuah tingkatan yang diinginkan, tentu harus melewati beberapa tahapan, hambatan, tantangan, maupun masalah-masalah yang sering timbul mengiringinnya. Inilah yang disebut sebagai sebuah proses. Tidak ada sesuatu kesuksesan yang dapat diraih tanpa pengorbanan. Tidak ada keabadian yang dapat dipertahankan melalui cara instant, karena sesuatu yang instant itu tidak akan melahirkan keabadian. Meskipun melalui cara instant dapat meraih kesuksesan, namun kesuksesan itu tidak akan pernah bertahan lama. UNESTIL memiliki potensi untuk bisa terus berkembang menjadi lebih baik. UNESTIL memiliki kekuatan untuk terus menjadi lebih besar. Mengapa? Karena persatuan dan kesatuan mahasiswa Timor Leste yang ada di Surabaya sejauh ini masih terjaga dengan sangat baik. Sekarang tinggal komitmen dan konsistensi dari semua elemen anggota untuk terus menjaganya. Semoga UNESTIL akan terus ada dan berkembang menjadi lebih baik. Dan semoga pemimpin-pemimpin baru yang handal dapat lahir dari organisasi UNESTIL ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar