Sabtu, 24 Januari 2009

Mata Memandang
Ketika mata memandang, menatap tajam dalam kegelapan.
terlihat bayang putih di kejauhan dalam gelapnya malam.
Ketika mata memandang, bayangan itu semakin maju dan mendekat.
Dan ketika bayangan putih itu semakin mendekat, aku pun melangkah mundur.
aku hendak menjauh pergi, namun terdengar suara lirih memanggil, sebuah suara yang telah begitu aku kenal.
Aku terpaku, diam dan membisu, tak mampu berpaling, atau sekedar tuk menoleh.
Terdengar sekali lagi suaru itu memanggil.
Aku mengenal suaru itu, tapi entah milik siapa?
Aku terus berusaha untuk mengingatnya, dan ketika aku berpaling
bayangan itu telah menghilang.

Tidak Mudah Untuk Terus Konsisten

Untuk tetap konsisten dengan jalan atau pilihan yang telah ditentukan itu tidaklah mudah. Semua itu benar-benar membutuhkan sebuah totalitas diri untuk menjalaninya. Kita percaya dan yakin untuk mengapai apa yang telah kita impikan diperlukan sebuah perjuangan yang panjang dan mungkin akan sangat melelahkan. Ketika hati telah memutuskan dengan mantap untuk menjalani sebuah kehidupan yang tenang, indah, dan damai, terkadang selalu saja ada tantangan yang siap menghadang. Walau hati telah berserah, dengan segenap doa dan harapan, walau jiwa dengan semangat bertarung yang mengebu selalu siap untuk menghadang segala goda dan hambatan, namun terkadang memang harus kita akui tubuh yang fana terkadang tak pernah mau berkompromi. Menyatukan hati dan pikiran adalah sesuatu yang sangat sulit bagi sebagian orang, meski bukan tidak mungkin bagi kita untuk bisa mengkombinasikannya. Setiap orang pasti selalu berusaha, setiap hari, agar hati dan pikiran dapat terus sejalan, sehingga dapat membimbing mereka untuk terus bangkit melawan kerasnya kehidupan.

Walau mungkin kita telah memiliki tujuan hidup, dan saat telah sampai pada separuh perjalanan untuk mencapai tujuan tersebut, namun terkadang kita akan tetap sulit mengendalikan sampai di mana seharus perjalanan ini berhenti. Terkandang ketika kita sudah berada di pertengahan jalan dan ketika kita sampai pada persimpangan dalam proses perjalan ini, akan terasa sulit bagi kita untuk menentukan ke mana harus melangkah ketika telah berada di persimpangan jalan. Meski terkadang telah memiliki bayangan kemana harus pergi, namun terkadang masih ada keraguan untuk mengarahkan langkah kaki ke tujuan itu. Jalan hidup ini masih sangat panjang. Roda kehidupan akan terus berputar. Dan yang harus kita lakukan adalah tidak pernah mau menyerah dalam kegagalan. Bangkit, bangkit, dan bangkit adalah langkah yang harus terus kita lakukan agar suatu ketika apa yang telah impikan dan kita perjuangkan selama ini bisa tercapai. Kita memang akan terus menghadapi segala cobaan. Masih akan ada banyak kerikil di tengah perjalanan yang harus kita lalui. Kita mungkin akan terus melaju di jalan lurus, namun kita tidak bila kita tidak akan tersandung dan mungkin terpeleset lalu jatuh ke dalam jurang. Kita juga tidak akan pernah tahu, apa yang akan terjadi ketika kita terpeleset ke dalam jurang. Mungkinkah kita hanya akan mengalami sedikit lecet, atau kita merasakan luka dan sakit sangat perih? dan bila kita tidak tahu cara atau jalan untuk keluar dari jurang tersebut? mungkinkah perjalanan kita hanya akan sampai di situ? akankah orang-orang yang mungkin kebetulan melalui jalan itu akan mendengarkan teriakan kita, untuk kemudian membantu kita keluar dari jurang tersebut? ataukah mungkin karena teriakan kita, karena terlalu pelan dan tidak terdengar, sehingga kemudian tidak akan orang yang bisa mendengarkannya lalu menolong kita? semua pertanyaan itu bisa saja terjadi dalam hidup kita. Siapa yang bisa mempridiksi apa yang akan terjadi di masa depan dengan tepat? siapa bisa menyangka bahwa seorang Barack Husein Obama, keturunan Afrika-Amerika yang nota bene adalah kaum minoritas, pada akhirnya dapat terpilih sebagai Presiden USA (United State of America)? lalu apakah karena ingin membuat sejarah bagi bangsanya rakyat USA memilih Obama sebagai pemimpin mereka? atau mungkinkah Obama pada mulanya hanya nekad untuk turut ambil bagian dalam proses demokrasi di USA? jawabawan adalah tidak. Masyarakat Amerika memilih Obama karena percaya akan kemampuan Obama untuk membawa perubahan dan kehidupan yang lebih baik bagi warga Amerika. Dan apa yang dicapai oleh Obama tentu bukan sesuatu yang mudah. Obama telah melalui berbagai macam kerikil cobaan sepanjang perjalanan hidupnya.

Sebagai manusia, terkadang kita tidak pernah konsisten dengan apa yang telah gariskan untuk dilakukan dan dilalui. Kita terkadang banyak mengambil keputusan yang salah, yang pada akhirnya merugikan diri dan masa depan kita sendiri. Terkadang nafsu telah membutakan mata hati kita untuk terus konsisten berjalan di jalan yang telah kita tentukan. Nafsu, telah membelokkan tidak hanya langkah kaki kita, tapi juga seluruh hidup kita. Nafsu, yang berlebihan terhadap keserakahan dan dosa, sudah dapat dipastikan akan mengelapkan masa depan kita. Sungguh, akan sangat memalukan bagi kita semua, bila sebagi manusia yang memiliki hati dan akal sehat, akan selalu jatuh ke dalam jurang sama.