Kamis, 26 Maret 2009

Pulang Kampung

Selama 2 minggu berada di kampung halaman terasa sangat menyenangkan. Bertemu dengan sanak keluarga dan orang-orang tercinta di rumah setelah berpisah selama beberapa tahun memeberikan suatu perasaan bahagia tersendiri. Pada hari sabtu tanggal 7 Maret, aku berangkat dari Surabaya dengan pesawat Sriwijaya air menuju Kupang (NTT). Pesawat take off tepat jam 12:00 wib, terlambat selama 2 jam dari jadwal keberangkatan. Aku mengginap satu malam di kupang, tepatnya di penginapan Timor Travel. Hari berikutnya, tanggal 8 Maret, dengan menggunakan mini bus Timor Travel, aku pun berangkat menuju Dili. Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan. Perjalanan dari Kupang menuju Dili memakan waktu kurang lebih 12 jam. Kurang lebih jam 12 siang kami telah tiba di perbatasan mota ain (perbatasan antara TL dengan Indonesia). Dan kurang lebih jam 5 sore waktu Timor Leste kami tiba di Dili. Aku menginap satu malam di Dili, di tempat om saudara sepupu dari papa. Lalu kemudian tanggal 9 Maret dengan bus umum aku menuju tempat kelahiranku di kota Baucau.
***********
Setelah sekian lama meninggalkan Timor Leste, rasanya lega sekali bisa menghirup kembali udara pegunungan Timor Leste. Sepanjang jalan, meski belum terlihat perubahan yang berarti, namun aku tetap bersyukur karena stabilitas keamanan di negara ini telah pulih kembali. Di musim hujan ini, jalan dari perbatasan menuju kota Dili memang sangat memprihatinkan. Ada beberapa jembatan yang putus, tanah longsor hampir di sepanjang carimbala, dan kerusakan-kerusakan yang lain, yang cukup menganggu dan menghambat laju kendaraan. Namun demikian, di tempat-tempat yang rusak tersebut juga telah tersedi para pekerja dan beberapa alat berat yang selalu siap memperbaiki jalan-jalan yang rusak tersebut.
Memasuki kota Dili, terlihat kehidupan yang sebenarnya. Hiruk pikuk kendaraan bermotor dan lalu lalang orang, menandakan bahwa kedamaian telah tercipta kembali di kota ini paska kerusuhan 2006. Geliat ekonomi di Dili pun terus berkembang. Pembangunan dan pengembangan kota pun terus digalakkan. Melihat semua kenyataan ini, ada rasa bangga dan segumpal harapan, bahwa perlahan namun pasti, Timor Leste sedang tumbuh menjadi sebuah negara yang maju dan makmur.

*************************

selama hampir 2 minggu aku berada di Timor Leste. Seluruh waktu aku habiskan di kota kelahiranku Baucau. Tidak ada sesuatu yang penting yang aku kerjakan sepanjang waktu itu. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kotaku ini terasa sangat sepi menjelang malam tiba. Di tengah sepinya aktivitas, Diosis Baucau menyelenggarakan pertandingan basket pada setiap hari sabtu dan minggu. Pertandingan yang cukup menghibur bagi penduduk kota Baucau. Di samping itu, pada tanggal 17 sampai 19 Maret, juga diselenggarakan berbagai macam kegiatan, seperti panjat pinang, lomba antara ben musik, tari-tarian, balap sepeda, dan konser dari grup ben musik sinco de oriente. Selama 3 hari itu, suasana kota memang terlihat sangat ramai. Banyak orang berkumpul dari berbagai kota di luar kota Baucau. Acara yang cukup menghibur, di tengah-tengah mandeknya aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah setempat.
Disamping itu, aku dan sekeluarga juga jalan-jalang menenggok nenek di sub distrik Laga, kurang lebih 20 km dari kota Baucau. Seharian kami berada di sana, sambil bertukar cerita, dan menanyakan keadaan satu sama lain selama perpisahaan terjadi diantara kami.
Akhirnya setelah hampir 2 minggu berada di Timor Leste, aku pun kembali lagi ke Surabaya. Rasanya cepat sekali, namun tetap memberikan kesan yang mendalam. Aku kembali ke Surabaya dengan tujuan untuk mendaftar wisuda yang akan diselenggarakan pada tanggal 2 Mei nanti. Dan aku bersyukur karena sudah mendaftar, dan sekarang hanya menunggu untuk diwisuda.