Senin, 15 Desember 2008

MEMBANGUN MASA DEPAN YANG BERKUALITAS

DENGAN CARA MARKETING

By: A.J. Castro Da Cunha

Menjadi manusia yang memiliki kualitas unggul adalah dambaan semua orang. Namun, tentu saja hal itu tidak mudah dicapai. Berada ditingkat kualitas hidup yang tinggi, tidak semudah membalikkan telapak tangan, atau sekedar mengucap kata bin sala bin ada kadabra, lalu semua akan menjadi seperti yang diharapkan. Semua harus melalui sebuah proses hidup dan butuh pengorbanan. Hidup ini adalah sebuah proses perjalanan. Dan karena itu, tentu tidak bisa dipungkiri, jika di tengah perjalanan kita akan menemui kerikil-kerikil yang selalu siap untuk menghadang langkah kaki. Bila sudah demikian, maka proses untuk mengapai kualitas diri yang unggul itu memerlukan sebuah pengorbanan. Artinya kita harus memprioritaskan sesuatu hal dan mengesampingkan hal yang lain.
Dalam banyak ulasan, baik itu berupa artikel, opini, ataupun seminari-seminar, kita sering mendengar istilah-istilah seperti intellectual quality, etical quality, spiritual quality (IQ, EQ, SQ). Saya percaya, bila kita semua telah mengenal dan memahmi istilah-istilah ini. Saya tidak akan berbicara mengenai hal ini. Namun, saya mencoba melakukan suatu komparasi tentang bagaimana menjalani sebuah proses hidup dari segi yang berbeda, yaitu dari segi marketing. Saya berharap tulisan ini bisa membuka jalan bagi kita semua untuk mempersiapkan diri menjadi manusia berkualitas.
Life Segmentation
Dalam marketing, menurut Kotler & Armnstrong (2001) segmentation dapat didefinisikan sebagai upaya untuk membagi suatu pasar ke dalam beberapa bagian yang berbeda, berdasarkan pada karakteristik, kebutuhan, maupun perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Pasar itu sangat besar dan bermacam-bermacam adanya. Dan karena itu, setiap perusahaan atau pebisnis selalu membaginya menjadi beberapa segmen yang lebih kecil, dengan tujuan agar bisa tercipta efisiensi dan efektivitas dalam memasarkan produk dan layanan yang menjadi tujuan mereka. Lalu bagaimana kita menerapkan sistem pemasaran ini ke dalam kehidupan kita sehari-hari?
Dunia ini sangat besar dan luas. Di dalamnya terkandung banyak hal yang berhubungan dengan kehidupan. Artinya bahwa di dunia ini kita dihadapkan pada banyak sekali pilihan hidup. Setiap orang bisa memilih ingin menjadi apa dan dengan cara atau melalui apa untuk bisa mencapainya. Dan apabila kita dapat memilih jalan tepat, maka bisa dipastikan bahwa kita akan dapat mengapai kualitas hidup yang lebih baik di masa depan.

Memang tidak mudah untuk menentukan suatu pilihan apalagi bila itu menyangkut masa depan. Apa lagi jika kita mengharapkan pilihan itu langsung cocok atau sesuai dengan kehidupan kita. Kita memang harus memiliki tujuan hidup, atau setidaknya kita sudah harus memiliki gambaran, bagaimana dan seperti apa kehidupan yang kita inginkan di masa depan. kita harus bisa memilah-milah cara atau jalan apa yang akan kita gunakan untuk dilalui guna mencapai tujuan itu. Tujuan hidup yang besar itu, harus kita konkretkan dengan langkah-langkah nyata. Ambil contoh, jika suatu hari kita memiliki angan-angan untuk menjadi menjadi seorang dokter. Tentu, untuk mencapai hal itu, maka sebelumnya kita harus memilih untuk masuk di fakultas kedokteran. Tidak mungkin kita akan memilih masuk di fakultas hukum. Tapi, dunia kedokteran pun sangat luas cakupannya. Setelah lulus dari fakultas kedokteran, kita di hadapkan pada pilihan. Apakah kita tetap ingin menjadi dokter umum, atau berkembang menjadi lebih spesifik, yaitu menjadi seorang dokter spesialis? Seperti dokter kandungan, dokter spesialis bedah, doktetr spesialis THT, dsb.
Demikianlah, jika di marketing, kita memilih atau melakukan segmentasi suatu pasar berdasarkan pada karakteristik, kebutuhan, maupun perilaku yang ada di pasar. Maka untuk personal atau diri pribadi, kita dapat memilih atau melakukan segmentasi berdasarkan pada karakteristik, kebutuhan, maupun perilaku kita sendiri.
Target of life
Melakukan segmentasi pasar, dapat membantu sebuah perusahaan untuk mendapatkan peluang yang lebih baik. Di mana setelah melakukan segmentasi, maka perusahaan bersangkutan harus bisa melakukan evaluasi terhadap segmen tersebut dan memutuskan pasar mana yang akan menjadi target. Menurut Kotler & Armnstrong (285:2001) targeting dapat definisikan sebagai proses evaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan pemilihan satu atau lebih segmen pasar untuk digarap. Artinya di sini, kita dihadapkan pada pilihan untuk memilih segmen pasar yang paling menarik untuk menjadi target pemasaran kita.
Seperti contoh sebelumnya, ketika kita telah menjadi seorang dokter, dan memutuskan untuk melanjutkan ke bidang-bidang yang lebih khusus (dokter spesialis), maka pilihan selanjutnya adalah kita ingin menekuni profesi sebagai dokter spesialis di bidang yang mana? Tentu, semua bidang spesialis di dunia kedokteran itu sangat menarik. Tentu, setiap orang memiliki ukuran dan karakteristik tentang spesialisasi yang sesuai dengan dirinya. Oleh karena itu, harus ada pilihan yang tepat dan sesuai dengan keinginan diri, sehingga pada akhirnya pilihan yang telah kita buat itu, dapat membantu kita untuk berkarya dengan baik.

Setiap orang di mana saja, tentu akan memilih untuk masuk ke tempat atau bidang di mana mereka dapat mengembangkan keunggulan bersaing mereka. Tapi terkadang, kita salah memilih atau menentukan pilihan untuk bidang yang ternyata tidak sesuai dengan kemampuan kita. banyak kasus yang telah terjadi, seseorang memilih suatu jurusan, bukan karena ia mampu atau menyukai jurusan itu, tapi lebih karena keinginan orang lain. Misalanya keinginan orang tua, atau hanya sekedar mengikuti teman. Akhirnya apa yang terjadi? semuanya menjadi sia-sia.
Jika kita dapat menentukan pilihan atau masuk ke jurusan yang cocok dengan tujuan kita di masa depan, maka tentu lebih mudah bagi kita untuk mengembangkan kemampuan dan kualitas diri kita. Dengan demikian, kita juga dapat mengukur sampai di mana kita harus mengembangkan tingkat kemampuan kita, dalam hal kemampuan skill maupun intelektual.
Untuk dapat bersaing atau eksis pada tingkatan segmen yang lebih tinggi, seseorang harus memiliki keahlian dan kemampuan intelektual yang lebih dari orang lain. Artinya kita harus bisa memberikan nilai lebih dari diri kita untuk memperoleh keunggulan dalam proses persaingan. Bagi saya, hidup itu persaingan. Dan untuk memenangkan persaingan itu, kita harus memiliki nilai tambah (kualitas) yang lebih juga. Jadi, untuk mengapai tujuan hidup yang telah menjadi target kita, menurut saya, yang sebenarnya harus kita raih adalah bukan apa profesi yang akan kita geluti nantinya, melainkan bagaimana kita akan menjalani profesi yang akan kita geluti tersebut dan untuk apa kita melakukannya.
Life Positioning
Pada saat sebuah perusahaan memutuskan untuk memasuki suatu pasar, maka pada saat itu pula perusahaan tersebut harus memutuskan ”posisi” mana yang ingin dikuasainya pada segmen tersebut. Menurut Kotler & Armnstrong (285:2001), positioning di definisikan sebagai penentuan positioning bersaing suatu produk dan menciptakan bauran pemasaran yang lebih rinci. Di sini, perusahaan berusaha untuk menciptakan suatu produk yang mampu mendapatkan tempat di hati atau benak konsumen lebih dari produk pesaing.
Setiap orang dalam meningkatkan kemampuan dan mempertahankan eksistensinya, juga harus mampu mem”posisi”kan dirinya sedemikian rupa. Misalnya di sini, seorang dokter, memberikan pelayanan yang sangat baik. Dia menyapa pasiennya dengan ramah, mengajaknya ngobrol, serta memberikan motivasi-motivasi agar pasien tersebut bisa cepat sembuh dan menjalani pola hidup yang lebih sehat. Hal ini, secara tidak langsung telah menanamkan atau memberikan suatu kesan yang berbeda bagi pasiennya.
Pasien tersebut akan merasakan suatu kepuasan. Jika sudah demikian, maka secara tidak langsung akan selalu membuat pasien tersebut kembali ke dokter itu. Dan hal itu bisa menjadi keunggulan atau kekuatan bagi dokter tersebut untuk berkarya lebih baik lagi. Di sini, dokter tersebut telah mem”posisi”kan dirinya sebagai seorang dokter, psikolog, sekaligus motivator. Istilahnya, itu adalah upaya untuk melakukan branding atau citra, atau ciri khas, yang menjadi pembeda atau differentiation dengan orang lain.
Strategy
Dalam marketing, kita mengenal tiga generic strategic, yaitu cost leadership, differentiation, and focus. Di mana di cost leadership digunakan oleh perusahaan dalam persaingan harga. Differentiation digunakan oleh perusahaan untuk bersaing dengan mengembangkan produk yang berbeda, dengan inovasi-inovasi yang unik dan menarik. Sedangkan focus digunakan oleh perusahaan, jika perusahaan ingin lebih serius mengembangkan produk premium yang menjadi keunggulannya.
Berdasarkan pada pemahaman tersebut, maka setiap orang sebagai individu-individu, juga dapat menggunakan
generic strategic dari marketing ini untuk meningkatkan kemampuan dan eksistensi dirinya. Jadi, agar kita dapat tetap mempertahankan eksistensi dan peningkatan kemampuan diri, maka kita dapat menggunakan strategi yang terbalik, yaitu focus, differentition dan cost leadership. Jika di marketing, saat ini perusahaan lebih banyak atau lebih sering menggunakan cost leadership dan differentiation untuk bisa terus eksis dan bersaing, maka dalam upaya membangun kualitas diri, setiap individu dapat menggunakan atau lebih memusatkan perhatiannya pada strategi focus dan differentiation. Bagaimana?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar