Jumat, 20 Februari 2009

KIRIMAN TERLAMBAT, NO PROBLEM
HIDUP AMAN ALA MAHASISWA RANTAU
OLEH: Toze Cunha

Hidup merantau di negeri orang, jauh dari orang tua, sanak keluarga dan orang-orang yang dicintai adalah suatu keadaan yang sangat berat. Namun demi untuk mengapai hidup dan masa depan yang lebih baik, orang rela melepaskan semua kenyamanan yang mereka miliki, untuk kemudian hidup dalam suatu kondisi yang kadang terasa sungguh menyedihkan. Apalagi, untuk bertahan hidup dan mengapai impian tersebut, mereka masih tetap mengandalkan kirima uang dari orang tua atau pun sanak keluarga mereka. Dan biasanya situasi semacam ini selalu di hadapi oleh para mahasiswa rantau, terutama mereka yang mengandalkan orang tua. Ada saja masalah yang dihadapi oleh para mahasiswa tersebut. Disamping masalah tugas kuliah yang kadang menumpuk, keterlambatan kiriman uang juga menjadi salah satu masalah serius yang sering dihadapi. Bagi mereka yang bisa mengatur cash flow keuangannya, tentu tidak akan menjumpai banyak masalah ketika kiriman uang dari orang tua tidak teratur, karena alokasi uang yang mereka gunakan sesuai dengan kebutuhan dan bermanfaat. Tapi bagi mereka yang tidak pandai mengatur cash flow keuangan mereka, selalu menjumpai masalah, apalagi ketika di tengah bulan mereka kehabisan uang, dan akibatnya, utang sana-sini.

Memang tidak mudah setiap mahasiswa untuk mengatur keuangan mereka dengan baik. Apalagi jika kiriman uang yang diterima tidak mencukupi bagi kehidupan sehari-hari. Namun demikian, ada beberapa cara yang dapat digunakan oleh setiap orang agar tidak mengalami kehabisan uang di tengah bulan. Berikut ini adalah tips atau cara yang dapat digunakan untuk menghindari kehabisan uang ketika kiriman dari orang tua terlambat atau Anda dapat menabung untuk keperluan yang lain.
  1. Manajemen amplop. Cara ini dilakukan dengan menyisihkan sedikit uang Anda yang digunakan selama satu minggu sebanyak Rp 5.000 di setiap akhir minggu (Rp 1.000 x 5 hari = Rp 5.000). Jadi, dalam satu minggu Anda memiliki tabungan sebesar Rp 20.000. Berarti dalam 1 tahun bisa mendapatkan Rp 240.000 (Rp 20.000 x 12 bulan).
  2. Manajemen aqua. Cara ini dilakukan dengan menyisihkan setiap uang logam yang Anda miliki (Koin, Rp 100 - Rp 500) ke dalam botol aqua, aquase atau celengan, sebanyak yang Anda miliki. Katakanlah dalam waktu 1 bulan koin yang terkumpul sebesar Rp 50.000. Jadi dalam 1 tahun bisa mendapatkan Rp 50.000 x 12 bulan = Rp 600.000/tahun.
  3. Sisihkanlah sebagian uang kiriman dari orang tua yang Anda terima setiap bulannya dari Rp 50.000, tergantung berapa kiriman orang tua Anda. Jika kirimannya kurang dari Rp 1.000.000, maka sisihkanlah sebesar Rp 50.000. Jika kirimannya antara Rp 1.000.000-Rp 2.000.000, maka sisihkanlah sebesar Rp 100.000. Dan jika kirimannya lebih dari Rp 2.000.000, maka sisihkanlah antara Rp 150.000-Rp 200.000. Uang itu dapat di simpang di amplop yang berbeda. Katakanlah setiap bulan Anda mendapatkan kiriman dari orang tua sebanyak Rp 2.000.000/bulan. Berarti Anda harus menyisihkan sebanyak Rp 100.000/bulan. Dengan demikian dalam 1 tahun Anda akan mendapatkan uang sebanyak Rp 1.200.000.
Berdasarkan perhitungan di atas, setiap bulannya Anda bisa menabung sebesar Rp 20.000+Rp 50.000+Rp 100.000 = Rp 170.000. Berarti dalam 1 tahun Anda mendapatkan uang tabungan sebesar Rp 2.040.000/tahun. Andaikan uang Anda itu tidak pernah digunakan selama Anda masih kuliah (maksimal 5 tahun kuliah), maka Anda akan memiliki tabungan sebesar Rp 8.160.000. Uang sebanyak itu bisa menjadi modal bagi Anda ketika telah lulus dari kuliah nanti.

Cara-cara ini terbukti sudah sangat membantu saya, ketika orang tua sedang mengalami kesulitan keuangan. Sayang saya tidak mampu menjaga uang saya selama itu. Ketika itu sedang terjadi kerusuhan besar di Dili, Timor Leste, seluruh tabungan saya terkuras habis, akibat dari kesulitan orang mengirimkan uang. Akibat dari itu, bank Mandiri, yang merupakan satu-satunya bank asal Indonesia yang ada di Timor Leste pun tutup hampir selama 2 bulan. Ketika itu uang yang berhasil saya tabung sebanyak Rp 1.500.000, dan dalam waktu 2 bulan semua habis saya gunakan untuk menutupi kekurangan yang ada. Dan pelajaran yang dapat saya petik dari kejadian ini adalah hasil tabungan saya selama hampir 1 tahun lebih telah menyelamatkan saya, minimal untuk bisa sekedar membeli nasi 1 piring tanpa harus ber-utang sana-sini.
Demikian, semoga tulisan ini bisa membantu teman-teman mahasiswa semua, terutama para mahasiswa rantau untuk bisa selalu hidup hemat. Habiskanlah uang Anda untuk sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau nilai tambah bagi perkembangan pribadi Anda sebagai seorang intelektual. Selamat mencoba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar