Selasa, 11 November 2008

TEORI ETIKA DAN APLIKASINYA DALAM AKTIVITAS BISNIS

TEORI KEUTAMAAN”

By: A.J. Da Cunha

Definisi Etika

Etika secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti custom atau kebiasaan yang berkaitan dengan tindakan atau tingkah laku manusia, juga dapat berarti karakter manusia. Etika, pendek kata, mengantar orang bagaimana menjadi baik (Riyanto, Armada. 2007. Course of Fundamental Ethics for Business). Dengan adanya etika, berarti dalam segala aspek kehidupan, baik dalam aspek sosial, politik, budaya maupun ekonomi, manusia harus selalu mempertimbangkan aspek baik atau buruk ketika mereka berada dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat. Demikian pula dalam kehidupan bisnis.

Etika bisnis merupakan salah satu aspek yang harus bisa dimengerti oleh para pebisnis ketika mereka menjalankan aktivitas bisnis mereka. Etika bisnis dapat didefinisikan sebagai pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi bisnis (Bertens, K. 2000. Pengantar Etika Bisnis). Moralitas dalam ekonomi bisnis berarti bahwa dalam melakukan kegiatan-kegiatan bisnis para pelaku bisnis harus bisa bersikap jujur dan bertanggungjawab terhadap produk-produk yang dipasarkan di pasaran dan bukan hanya sekedar mencari keuntungan. Bahwa konsumen diperlakukan dengan baik secara moral, tidak saja merupakan tuntutan etis, melainkan juga syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan dalam bisnis.

Bisnis modern merupakan realitas yang amat kompleks, di mana banyak faktor turut mempengaruhi dan menentukan kegiatan bisnis itu sendiri. Berbicara mengenai bisnis modern juga tidak dapat dihindarkan dari apa yang disebut dengan etika. Professor K.Bertens dalam bukunya mengatakan bahwa etika dapat dibedakan kedalam dua hal utama, yaitu etika sebagai sesuatu yang praksis dan etika sebagai suatu refleksi. Etika sebagai sesuatu yang praksis berarti bahwa nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau justru tidak dipraktekkan, walaupun seharusnya dipraktekkan. Definisi ini dapat diartikan bahwa apabila mereka (pebisnis) melakukan suatu tindakan atau aktivitas bisnis, meskipun hal itu bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam hidup bermasyarakat, namun sejauh aktivitas itu menguntungkan usaha bisnis mereka, maka tindakan-tindakan yang merugikan tersebut akan tetap dilakukan. Sedangkan etika sebagai refleksi merupakan suatu pemikiran moral, di mana dalam hal ini para pebisnis mengenai aktivitas bisnis apa yang seharusnya atau tidak boleh dilakukan. Dan sebagai suatu pemikiran moral, maka setiap pebisnis harus menyadari ruang lingkup keterbatasan mereka, serta memahami bahwa apa yang mereka lakukan dapat memberikan pengaruh yang baik atau tidak terhadap kehidupan yang berada di sekitar lingkungan mereka.

Etika bisnis mencakup banyak hal, diantaranya: pertama Utilitarisme, di mana dapat diartikan sebagai suatu teori itu baik jika membawa manfaat, tetapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Kedua, Deontologi, di mana dapat diartikan sebagai melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan. Ketiga, Teori hak merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Dan yang terakhir adalah teori keutamaan yang memandang sikap atau akhlak seseorang, di mana tidak dinyatakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati, melainkan apakah orang itu bersikap adil, jujur, murah hati, dan sebagainya. Penulisan makalah ini akan lebih difokuskan pada teori keutamaan.

Teori Keutamaan

Teori keutamaan (virtue) yaitu suatu teori yang lebih mengutamakan atau memandang pada sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati, melainkan apakah orang itu bersikap adil, jujur, murah hati, dan sebagainya. Artinya bahwa Etika keutamaan tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan dan tidak mengacu pada norma-norma dan nilai-nilai universal untuk menilai moral seseorang. Etika keutamaan lebih mengfokuskan pada pengembangan watak moral pada diri setiap orang. Professor K.Bertens (2000) mendefinisikan keutamaan sebagai suatu disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Definisi tersebut dapat diuraikan sebagai suatu pandangan seseorang terhadap suatu tindakan atau perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Definisi lain mengenai teori keutamaan adalah bahwa orang bermoral atau pribadi bermoral ditentukan oleh kenyataan seluruh hidupnya, yaitu bagaimana dia hidup baik sebagai manusia, jadi bukan tindakan satu persatu yang menentukan kualitas moralnya, di mana dalam setiap situasi yang dihadapi, dia mempunyai posisi, kecenderungan, bersikap, dan berperilaku terpuji sepanjang hidupnya (Rooswiyanto, Tony. Maret 2006. Etika Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan. http://www.bppk.depkeu.co.id. Diakses 12 September 2007). Definisi lain mengatakan bahwa keutamaan adalah merupakan aktivitas jiwa (Riyanto, Armada.2007. Course on Fundamental Ethics for Business). Karena itu pembagian keutamaan bersesuaian dengan bagian-bagian dari jiwa, yaitu keutamaan pikiran dan keutamaan karakter. Kedua keutamaan tersebut mewajibkan setiap pebisnis untuk terus menggunakan pikiran mereka sebagai suatu kekuatan untuk bisa secara terus-menerus mengerakkan bisnis mereka ke arah yang lebih baik dan kekuatan berpikir tersebut akan menjadi karakter yang kuat dari setiap pebisnis dalam langkah menuju kesuksesan.

Pencarian mendasar tentang nilai-nilai yang lebih mendalam atas sikap dan perlakuan yang berbeda-beda itu akan membawa kita memasuki teori etika. Dasar tentang nilai-nilai tersebut adalah pencarian asas-asas hakiki atau fundamental manusia atas dirinya. Hidup yang baik adalah virtous life, hidup keutamaan, di mana keutamaan tidak boleh dibatasi pada taraf pribadi saja, tetapi harus selalu ditempatkan dalam konteks komuniter.

Ada beberapa hal dalam keutamaan, seperti kebijaksanaan yaitu suatu keutamaan yang membuat seseorang mengambil keputusan secara tepat dalam setiap situasi. Keadilan merupakan keutamaan lain yang membuat seseorang selalu memberikan kepada sesama apa yang menjadi haknya. Kerendahan hati adalah keutamaan yang membuat seseorang tidak menonjolkan diri, sekalipun situasi mengijinkannya. Suka berkerja keras adalah keutamaan yang membuat seseorang mengatasi kecenderungan spontan untuk bermalas-malasan.

Di antara ke empat keutamaan itu yang harus dimiliki oleh pebisnis perorangan bisa disebut seperti kejujuran, fairness, keadilan, dan keuletan. Kejujuran secara umum diakui sebagai keutamaan pertama dan paling penting yang harus dimiliki pelaku bisnis. Fairness adalah kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan dengan “wajar” dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu transaksi. Kepercayaan (trust) adalah keutamaan yang penting dalam konteks bisnis. Keuletan dapat diartikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh pebisnis hdalam menghadapi segala situasi yang sulit.

Kelompok keutamaan lain menandai orang bisnis pada taraf perusahaan dengan kata lain, keutamaan-keutamaan ini dimiliki manajer dan karyawan sejauh mereka mewakili perusahaan. Keutamaan-keutamaan yang berhubungan dengan manajer dan karyawan adalah keramahan, loyalitas, kehormatan, dan rasa malu. Keramahan bukan merupakan taktik saja untuk memikat para pelanggan, tapi menyangkut inti kehidupan bisnis itu sendiri. Loyalitas berarti bahwa karyawan tidak bekerja semata-mata hanya untuk mendapat gaji, tetapi juga mempunyai komitmen yang tulus dengan perusahaan. Kehormatan adalah keutamaan yang membuat karyawan menjadi peka terhadap suka dan duka serta sukses dan kegagalan perusahaan. Sedangkan rasa malu membuat karyawan solider dengan kesalahan perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar